Sekrup Tulang Antibakteri

Sekrup Tulang Antibakteri

14_fclamp3mm1

Lima mahasiswa Unair dari Jurusan Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga berhasil membuat inovasi penelitian sekrup tulang antibakteri.

Penelitian yang berjudul Biodegradable Bone Screw Anti-Bakteri Berbasis Komposit Nano Hidroksiapatit Poly (1,8 Octadienol-Co- Citrate) ini mendapat dana hibah dari Dirjen Dikti.

Selama ini, penanganan kasus patah tulang dengan melakukan fiksasi internal tulang menggunakan sekrup dan plat berbasis logam, yakni platina dan stainstess steel.

Penggunaan kedua bahan ini dinilai memiliki beberapa kendala. Salah satunya, meskipun logam platina memiliki sifat mekanik yang baik, harganya relatif mahal. Sementara, penggunaan stainless steel dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan korosi yang membahayakan tubuh.

Selain itu, metode ini dinilai kurang efektif karena sekrup dan plat yang digunakan harus diambil setelah tulang tersambung kembali. Pengambilan sekrup ini menyisakan lubang pada tulang dan biasanya menimbulkan masalah baru.

Ketua tim penelitian, Imroatus, menjelaskan, sekrup tersebut terbuat dari nanohidroksiapatit [Ca 10 (PO4) 6 (OH) 2 ] dan POC [Poly (1,8- octanediol-co- citrate)].

Material ini dipilih sebagai kandidat biodegradable bone screw karena POC memiliki sifat nontoksik, biokompatibel, biodegradable, sintesisnya relatif mudah, dan meningkatkan sifat mekanik.

Sedangkan nanohidroksiapatit berfungsi sebagai filler karena kompatibel terhadap jaringan tulang. Kemudian kitosan sebagai coating yang bersifat anti-bakteri melalui kelompok amino bermuatan positif yang mengikat muatan negatif membran bakteri.

Hasil dari karakterisari sekrup tulang ini memiliki kekerasan 1482,68 MPa, sehingga sudah di atas kekerasan tulang manusia yakni 150-664 MPa dan kekuatan tekan sebesar 8,14 MPa sesuai dengan kuat tekan tulang cancellous antara 2-12 MPa.

Melalui uji antibakteri, bahan kitosan sebagai coating ini ditemukan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus di sekitar luka. ”Keunggulan dari sekrup ini di antaranya, biodegradable karena setelah tulang terfiksasi, sekrup akan terdegradasi dalam sistem metabolisme tubuh, sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan kembali,” jelasnya melalui siaran pers, Selasa (14/6).

Ia berharap, proposal PKM tersebut bisa lolos PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-29 di IPB.

 

[Referensi: http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/16/06/14/o8ra6q284-mahasiswa-unair-kembangkan-sekrup-tulang-antibakteri ]